Rumah Tiban bubakan girimarto wonogiri
Gubuk atau Rumah tiban bubakan girimarto wonogiri
sak bibaripun payudan ing simo ing dinten seloso kliwon 28 dulkaidah wawu tahun 1681 , ingkang ing payudan punika wadya bala mangkunegaran kinarubut dineng kumpeni wadya kasultanan ngayogyakarta tuwin kasunan surakarta , pangeran adipati lajeng angoncati paperangan sak sampunipun campuh sak watawis wekdal, hamargi pancen karoban ing mengsah paperangan lajeng wangsul dados perang wewelut an ( gerilya ) maleh, ubeng ubengan wonten ing tlatah surakarta, perang wewelutan mekaten punika ngatos 2 wulan laminipun saking wulan besar 1681 dumugi sura 1682 , pn adi pati sawadyabala lajeng lerem wonten ing bubakan, pihak kumpeni lajeng ndatengaken bala bantuan malih, saking jawi wetan , saha lajeng mbagun pa bitingan ung pundi pundi...
ini sedikit penggalan cerita yang tertulis di rumah tiban girimarto.
ini sedikit penggalan cerita yang tertulis di rumah tiban girimarto.
Rumah tiban adalah bekas rumah atau bekas tempat pesinggahan raden samber nyowo atau yang lebih dikenal RADEN MAS SAHID,rumah tersebut adalah rumah yang di keramatkan oleh penduduk bubakan, atapnya di lapisi rumput sejenis alang-alang yang sudah kering. Rumah tiban ini sendiri berada tepat di Desa Bubakan RT 1, RW 1 kecamatan girimarto kabupaten Wonogiri Jawa tengah. Di depan rumah tiban itu berdiri 2 pohon beringin tua yang sangat besar yang konon apabila ditebang pohon itu akan menimbulkan sebuah mala petaka bagi desa bubakan.
Pada jaman penjajahan belanda raden mas sahid adalah salah satu buronan pasukan beanda. Suatu ketika beliau lari dari daerah Surakarta ke arah utara. Dan tibalah raden mas sahid di sebuah hutan yang di sebut hutan bubakan yang sekarang telah menjadi desa bubakan. Sebelumnya ketika malam belum ada sebuah rumah, tetapi ketika pagi hari di tempat raden mas sahid singgah telah berdiri sebuah bangaunan. Dan bangunan itulah yang dinamakan rumah tiban (rumah yang muncul secara tiba-tiba).
Mbah Guman bersama istrinya mbok Tarni atau yang juga di panggil mbok Guman menjadi generasi juru kunci yang ke tiga. Setelah generasi yang ke dua Sono Rejo (Ayahnya) yang telah meninggal di usia 85 tahun. Mbah Guman kini meneruskan perjuangan ayahnya sebagai juru kunci gubuk tiban. Mbah Guman memiliki tiga orang anak, yakni: Triyadi, Budi dan Suranto. Triyadi saat ini juga menjadi tukang kebun di gubuk tiban. Pada Jaman dulu gubuk tiban masih berupa gedek sesek pring dengan atap daun alang- alang. Kini gubuk tiban sudah dibangun layaknya rumah, tapi juga masih beratap daun alang-alang dan yang bagian bawah sudah di ganti genteng.
Gubuk tiban adalah rumah yang dikeramatkan di Daerah Bubakan. Di dalam gubuk tiban terdapat 4 tiang rumah yang sama sekali belum pernah diganti, berupa kayu ukiran berwarna kehitaman. Menurut cerita mbah Guman dan mbok Tarni bahwa gubuk tiban ini adalah petilasan atau tempat pesanggrahan (tempat singgah) dari Raden Mas Said (Pangeran Samber Nyowo) saat memerangi penjajahan Belanda.
Gubuk tiban yang berada di Desa Bubakan Kecamatan Girimarto ini masih kerap di kunjungi peziarah dari luar kota meskipun tidak seramai dulu.Keberadaan gubuk tiban ini masih terawat dan masih di lestarikan.
2 komentar untuk "Rumah Tiban bubakan girimarto wonogiri"
Silahkan berkomentar dengan sopan dengan koreksinya
Posting Komentar